Our Blog

Korut Puji Pertemuan Bersejarah Kim Jong-Un dan Trump

ilustrasi
BCFAS  -- Korea Utara (Korut) memuji pertemuan antara pemimpin mereka, Kim Jong-Un, dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan Korut dan Korea Selatan (Korsel). Korut menyebutnya sebagai pertemuan 'bersejarah'.

Seperti dilansir AFP, Senin (1/7/2019), kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), dalam laporannya menyebut bahwa kedua pemimpin dalam pertemuan itu sepakat 'melanjutkan dan mendorong dialog produktif untuk membuat terobosan baru dalam denuklirisasi Semenanjung Korea'.

Diketahui bahwa Kim Jong-Un dan Trump bertemu pada Minggu (30/6) waktu setempat setelah Trump melontarkan undangan via Twitter sehari sebelumnya, atau pada Sabtu (29/6) waktu setempat. Keduanya bertemu di DMZ yang selama 66 tahun memisahkan Korut dan Korsel sejak berakhirnya Perang Korea.

Kim Jong-Un dan Trump saling berjabat tangan di area yang memisahkan Korut dan Korsel itu, sebelum Trump akhirnya menginjakkan kaki ke dalam wilayah Korut. Trump mencetak sejarah sebagai Presiden AS pertama yang menginjakkan kaki ke wilayah Korut.

"Para pemimpin tertinggi DPRK (Korut) dan AS saling bertukar jabat tangan bersejarah di Panmunjom," sebut KCNA dalam artikelnya. "Peristiwa yang luar biasa," imbuh KCNA.

Lebih lanjut, KCNA menyebut Panmunjom yang merupakan desa gencatan senjata antara Korut dan Korsel sebagai 'tempat yang dikenal sebagai simbol pemisahan'. Disebutkan oleh KCNA bahwa pertemuan itu terjadi 'atas usulan Trump'.

Trump sebelumnya menyebut dalam pertemuan itu dirinya dan Kim Jong-Un sepakat melanjutkan pembicaraan soal program nuklir Korut, beberapa pekan ke depan.

Baca juga: Trump dan Kim Jong Un Sepakat Bentuk Tim Khusus Bahas Nuklir Korut

Pertemuan impromptu di DMZ ini dinilai penuh simbol. Langkah bersejarah Trump dengan menginjakkan kaki ke wilayah Korut -- yang disebutnya tidak pasti hingga saat terakhir, menjadi kelanjutan luar biasa dari pertemuan pertama antara Kim Jong-Un dengan Presiden Korsel Moon Jae-In tahun lalu. Saat itu, Kim Jong-Un mengundang Moon untuk berjalan melangkahi Garis Demarkasi Militer, sebutan resmi perbatasan Korut dan Korsel.

"Sungguh menjadi sebuah kehormatan bahwa Anda meminta saya untuk melangkahi garis itu, dan saya bangga bisa melangkahi garis itu," ucap Trump kepada Kim Jong-Un dalam pertemuan itu.

KCNA sendiri menyebutnya sebagai 'momen bersejarah' dan menjadikannya sebagai 'yang pertama dalam sejarah' seorang Presiden AS yang masih menjabat menginjakkan kaki ke wilayah Korut.

Gambar-gambar pertemuan Kim Jong-Un dan Trump -- termasuk foto-foto keduanya muncul dari sisi berbeda untuk berjabat tangan dan melangkahi perbatasan -- dipajang sebagai sampul surat kabar Korut, Rodong Sinmun. Total ada 35 foto yang dipublikasikan surat kabar resmi Korut tersebut.

Analis dari Asan Institute of Policy Studies, Shin Beom-Chul, menyebut laporan KCNA sebagai 'propaganda khas Korea Utara yang memuja Kim sebagai pemimpin perubahan besar dalam geopolitik'.

"Tujuannya adalah memulihkan status tercoreng Kim setelah dia kembali dengan tangan kosong dari pertemuan puncak di Hanoi," ujar Shin merujuk pada pertemuan kedua Kim Jong-Un dan Trump di Vietnam pada Februari lalu yang gagal mencapai kesepakatan.


More

BCFAS Designed by Templateism | Blogger Templates Copyright © 2014

Theme images by richcano. Powered by Blogger.